Surah Al Fatihah
Identitas kitab tafsir Al Misbah :
1. Judul : Tafsir Al Misbah
2. Pengarang : M. Quraish Shihab
3. Penerbit : Lentera Hati, Jakarta 2002
4. Tebal buku : 624 hal
5. Volume : 1
AYAT PERTAMA
بِسْمِ اللهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
"Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang."
Ayat pertama Surah Al Fatihah adalah lafadz Basmalah seperti yang tertulis di
atas,ini menurut pendapat Imam Syafi'i yang sudah masyhur di kalangan para
Ulama'. Walaupun ada sebagian ulama' seperti Imam Malik yang berpendapat bahwa
Basmalah bukan termasuk ayat pertama Surah Al Fatihah, sehingga tidak wajib
dibaca ketika shalat saat membaca Surah Al Fatihah.
Basmalah merupakan pesan pertama Allah kepada manusia, pesan agar manusia
memulai setiap aktivitasnya dengan nama Allah. Hal ini ditunjukkan oleh
penggunaan huruf "ب" pada lafadz "بسم". Lafadz Ar-Rahman
ar-Rahim adalah dua sifat yang berakar dari kata yang sama. Agaknya kedua sifat
ini dipilih karena sifat inilah yang paling dominan. Para ulama' memahami kata
Ar-Rahman sebagai sifat Allah yang mencurahkan rahmat yang bersifat sementara
di dunia ini, sedang ar-Rahim adalah rahmat-Nya yang bersifat kekal. Rahmat-Nya
di dunia yang sementara ini meliputi seluruh makhluk, tanpa kecuali dan tanpa
membedakan antara mukmin dan kafir. Sedangkan rahmat yang kekal adalah
rahmat-Nya di akhirat, tempat kehidupan yang kekal, yang hanya akan dinikmati
oleh makhluk-makhluk yang mengabdi kepada-Nya.
AYAT 2
الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالمَِيْنَ
"Segala puji hanya bagi Allah pemelihara seluruh alam."
Kata Hamd atau pujian adalah ucapan yang ditujukan kepada yang dipuji atas
sikap atau perbuatannya yang baik walaupun ia tidak memberi sesuatu kepada yang
memuji. Inilah bedanya antara hamd dengan syukur. Ada tiga unsure dalam
perbuatan yang harus dipenuhi oleh yang dipuji sehingga dia wajar mendapat
pujian, yaitu : indah(baik), dilakukan secara sadar, dan tidak terpaksa atau
dipaksa. Kata al-hamdu, dalam surah al-Fatihah ini ditunjukkan kepada Allah.
Ini berarti bahwa Allah dalam segala perbuatan-Nya telah memenuhi ketiga unsure
tersebut di atas.
Kalimat Robbil 'aalamin, merupakan keterangan lebih lanjut tentang layaknya
segala puji hanya bagi Allah. Betapa tidak, Dia adalah Robb dari seluruh alam.
Al-hamdu lillahi robbil'alamin dalam surah al-Fatihah ini mempunyai dua sisi
makna. Pertama berupa pujian kepada Allah dalam bentuk ucapan, dan kedua berupa
syukur kepada Allah dalam bentuk perbuatan.
AYAT 3
الرَّحْمَانِ الرَّحِيْمِ
"Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."
Pemeliharaan tidak dapat terlaksana dengan baik dan sempurna kecuali bila
disertai dengan rahmat dan kasih sayang. Oleh karena itu, ayat ini sebagai
penegasan kedua setelah Allah sebagai Pemelihara seluruh alam. Pemeliharaan-Nya
itu bukan atas dasar kesewenangan-wenangan semata, tetapi diliputi oleh rahmat
dan kasih sayang.
AYAT 4
مَالِكِ يَوْمِ الدِّيْنِ
"Pemilik hari pembalasan."
"Pemelihara dan Pendidik yang Rahman dan Rahiim boleh jadi tidak memiliki
(sesuatu). Sedang sifat ketuhanan tidak dapat dilepaskan dari kepemilikan dan
kakuasaan. Karena itu kapamilikan dan kakuasaan yang dimaksud perlu ditegaskan.
Inilah yang dikandung oleh ayat keempat ini,maaliki yaumiddin." Demikian
al-Biqa'i menghubungkan ayat ini dan ayat sebelumnya.
Ayat di atas menyatakan bahwa Allah adalah Pemilik atau Raja hari kemudian.
Paling tidak ada dua makna yang dikandung oleh penegasan ini, yaitu:
Pertama, Allah yang menentukan dan Dia pula satu-satunya yang mengetahui kapan
tibanya hari tersebut.
Kedua, Allah mengetahui segala sesuatu yang terjadi dan apapun yang terdapat
ketika itu. Kekuasaan-Nya sedemkian besar sehingga jangankan bertindak atau
bersikap menentang-Nya, berbicara pun harus dengan seizing-Nya.
AYAT 5
اِيَّاكَ نَعْبُدُ وَاِيَّاكَ نَسْتَعِيْنُ
"Hanya kepada-Mu Kami mengabdi dan hanya kepada-Mu Kami meminta
pertolongan."
Kalimat "Hanya kepada-Mu Kami mengabdi dan hanya kepada-Mu Kami meminta
pertolongan", adalah bukti bahwa kalimat-kalimat tersebut adalah
pengajaran. Allah mengajarkan ini kepada kita agar kita ucapkan, karena
mustahil Allah yang Maha Kuasa itu berucap demikian, bila bukan untuk
pengajaran.
Banyak sekali pesan yang dikandung kata iyyaka dan na'budu. Secara tidak
langsung penggalan ayat ini mengecam mereka yang mempertuhan atau menyembah
selain Allah, baik masyarakat Arab ketika itu maupun selainnya. Penggalan ayat
mengecam mereka semua dan mengumandangkan bahwa Allah lah yang patut disembah
dan tidak ada sesembahan yang lain.
Selain itu dalam meminta pertolongan kita tidak dapat mengabaikan Allah dalam
peranan-Nya. Permohonan bantuan kepada Allah agar Dia mempermudah apa yang
tidak mampu diraih oleh yang bermohon dengan upaya sendiri. Para ulama
mendefinisikannya sebagai "Penciptaan sesuatu yang dengannya menjadi
sempurna atau mudah pencapaian apa yang diharapkan." Dari penjelasan di
atas terlihat bahwa permohonan bantuan itu, bukan berarti berlepas tangan sama
sekali. Tetapi Kita masih dituntut untuk berperan, sedikit atau banyak, sesuai
dengan kondisi yang dihadapi.
AYAT 6
اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيْمَ
"Bimbing (antar)lah Kami (memasuki) jalan lebar dan luas."
Setelah mempersembahkan puja puji kepada Allah dan mengakui kekuasaan dan
kepemilikan-Nya, ayat selanjutnya merupakan pernyataan tentang ketulusan-Nya
beribadah serta kebutuhannya kepada pertolongan Allah. Maka dengan ayat ini
sang hamba mengajukan permohonan kepada Allah, yakni bimbing dan antarkanlah
Kami memasuki jalan yang lebar dan luas.
Shiroth di sini bagaikan jalan tol yang lurus dan tanpa hambatan, semua yang
telah memasukinya tudak dapat keluar kecuali setelah tiba di tempat tujuan.
Shiroth adalah jalan yang lurus, semua orang dapat melaluinya tanpa
berdesak-desakan. Sehingga shiroth menjadi jalan utama untuk sampai kepada
tujuan utama umat manusia, yaitu keridloan Allah dalam setiap tingkah laku.
AYAT 7
صِرَاطَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوْبِ عَلَيْهِمْ وَلاَ
الضَّالِّيْنَ
"(Yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahi nikmat kepada
mereka, bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) orang-orang
yang sesat."
Kata ni'mah/nikmat yang dimaksud di sini adalah nikmat yang paling bernilai
yang tanpa nikmat itu, nikmat-nikmat yang lain tidak akan mempunyai nilai yang
berarti, bahkan dapat menjadi niqmah atau bencana jika tidak bisa mensyukuri
dan menggunakannya dengan benar. Nikmat tersebut adalah nikmat memperoleh
hidayah Allah serta ketaatan kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka yang taat
melaksanakan pesan-pesan Ilahi yang merupakan nikmat terbesar itu, mereka itulah
yang masuk dan bisa melalui shiroth al-mustaqim.
Mengenai yang disebut dengan al-maghdhub 'alaihim,ayat ini tidak menjelaskan
siapakah orang-orang tersebut, tetapi rasulullah telah memberi contoh
konkret,yaitu orang-orang Yahudi yang mengerti akan kebenaran tetapi enggan
melaksanakannya.
Demikian ayat terakhir surah al-Fatihah ini mengajarkan manusia agar bermohon
kepada Allah, kiranya ia diberi petunjuk oleh-Nya sehingga mampu menelusuri
Shiroth al-mustaqim, jalan yang ditempuh oleh orang-orang yang sukses di dunia
maupun di akhirat. Ayat ini juga mengajarkan kaum muslimin agar selalu optimis
menghadapi hidup ini, bukankah nikmat Allah selalu tercurah kepada
hamba-hamba-Nya?
KESIMPULAN
Surah al-Fatihah (pembukaan) yang diturunkan di Makkah yang terdiri atas 7 ayat
ini adalah surah yang pertama-tama diturunkan dengan sempurna satu surah.
Disebut dengan al-Fatihah karena merupakan pembuka dalam Al-Qur'an. Dinamakan
juga sebagai Ummul Qur'an karena di dalamnya mencakup kandungan tema-tema pokok
semua ayat Al-Qur'an. Yang di antaranya mencakup aspek keimanan, hukum, dan
kisah.
Alasan mengapa al-Fatihah diletakkan di awal Al-Qur'an seperti yang diuraikan
oleh Syekh M. Abduh adalah kandungan Surah al-Fatihah yang bersifat global yang
dirinci oleh ayat-ayat lain sehingga ia bagaikan mukaddimah atau pengantar bagi
kandungan surah-surah Al-Qur'an.
Tujuan utama dari surah al-Fatihah adalah menetapkan kewajaran Allah untuk
dihadapkan kepada-Nya segala pujian dan sifat-sifat kesempurnaan, dan meyakini
kepemilikan-Nya atas dunia dan akhirat serta kewajaran-Nya untuk disembah dan
dimohonkan dari-Nya pertolongan, dan nikmat menempuh jalan yang lurus sambil
memohon terhindar dari jalan orang yang binasa. Inilah tujuan utama dan tema
pokok surah al-Fatihah, dan yang lainnya adalah cara-cara untuk mencapainya.
Tags
Islam